Jumat, 15 Mei 2015

HAKIKAT ORGANISASI

HAKIKAT ORGANISASI


Organisasi pada dasarnya adalah tempat berkumpulnya orang-orang intelektual yang memiliki tujuan, visi dan misi yang sama untuk suatu perubahan yang lebih baik. Organisasi yang berajalan dengan baik yakni organisasi yang memiliki anggota dan struktur yang jelas. Untuk masuk kesebuah organisasi tentunya kita harus mengetahui defenisi dari organisasi tersebut serta mengetahui keuntungan serta kontribusi yang bisa didaat dan diberikan dari organisasi yang kita ikuti. Menurut Tora, 2015. Organisasi merupakan wadah untuk update skill, wadah mengeluarkan idealisme, mengasah analisis dan wadah yang baik untuk menginplementasikan ilmu.

Sebelum kita mendalami organisasi. kita harus memahami arti kata organisasi. Kata organisasi berasal dari bahasa Inggris organization yang dimaknai kelompok. Jika menurut bahasa Yunani, organisasi berarti suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut Miftahul Huda, organisasi diartikan sebagai sekumpulan orang yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Jika kita memahami makna esensi organisasi, dapat dikatakan bahwa organisasi adalah wadah dan tempat sekumpulan individu-individu yang didalamnya mempunyai tujuan yang sama untuk mencapai visi dan misi yang diharapkan. Melalui sebuah organisasi, kita akan tahu manajemen dan pengelolaan serta bagaimana mengatur sebuah sistem. Selanjutnya, kita akan bahas karakter sebuah organisasi. Kalau kita kaji secaramen dalam, pada dasarnya organisasi mempunyai 5 karakter, yaitu organisasi merupakan sebuah sistem, memiliki pola aktivitas, terdiri dari sekelompok orang, dan mempunyai tujuan bersama.

Organisasi yang solid adalah organisasi yang dapat menjalankan sistem yang ada menjadi sebuah kesatuan yang utuh dan berjalan dengan baik. Organisasi itu ibarat tubuh, apabila ada anggota tubuh yang sakit maka semua akan merasakan sakit. Begitu juga sebuah organisasi. Apabila dalam suatu organisasi ada sebuah masalah, maka semua akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, peran semua anggota organisasi sangat menentukan jalannya sebuah organisasi. Memang dalam organisasi ada pemimpin, tapi tanpa ada anggota yang men-support, maka organisasi itu akan “kosong” dan tak akan berjalan baik.

Ada pepatah mengatakan diam itu adalah emas ketika kita harus diam, tetapi berbicara itu adalah berlian ketika harus berbicara. Organisasi adalah tempat yang tepat untuk bisa menyalurkan aspirasi dan berbicara. Terpenting saat kita berbicara dalam sebuah organisasi bukan hanya melatih public speaking tetapi bagaimana kita memberikan pengaruh positif terhadap orang yang mendengarkan serta masuk kedalam hati para pendengarnya.

Bila kita mendiskusikan organisasi tentu kita akan melihat dan berguru pada seorang yang pakar dan paham organisasi. Seorang aktivis, pemimpin organisasi, guru, dosen, praktisi pendidikan dan semua orang yang ahli di bidangnya. Intinya, organisasi adalah bagaimana menyamakan visi dan misi organisasi demi terciptanya target yang jelas dan bermanfaat bagi “agen” organisasi dan penikmat hasil dari sebuah organisasi. Contohnya saja kita lihat sistem pemerintahan di negeri ini, mulai dari tingkat pusat hingga tingkat satuan terkecil dalam ranah terkecil keluarga. Kita tentu mengetahui betapa rumitnya organisasi, tapi bila semua skill,ilmu, pengalaman, jaringan dan semua aspek dalam membangun serta menjalankan organisai dapat dipahami dan diimplementasikan dengan baik. Organisasi akan berjalan dengan baik.

Organisasi-organisasi di dunia contohnya, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang mengurus banyak sekali permasalahan di dunia ini. Ternyata juga akan mengalami hambatan dan rintangan. Tapi, itulah sistem, pasti ada saja ketimpangan dan masalah. Tapi, alangkah lebih baik yakni bagaimana cara memecahkan masalah tersebut dengan ide dan solusi yang cerdas serta baik bagi kemanfaatan bersama. Sebuah kejahatan yang terorganisir dapat mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Gagasan individu haruslah digabungkan dengan gagasan yang lain agar menghasilkan gagasan yang lebih baik. Maka dari itu, organisasi merupakan hal yang prinsipil bagi setiap manusia.

Sebuah organisasi akan terus eksis bila dari organisasi tersebut ada pengkaderan yang baik dan manajemen organisasi yang baik. Kita harus selalu berpikir kritis dan berwacana serta harus menjalin hubungan yang erat dengan organisasi lain untuk saling berdiskusi dan bertukar pendapat. Demi mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga bagi kemajuan sebuah organisasi.

PERGERAKAN MAHASISWA

PERGERAKAN MAHASISWA


Marilah sejenak kita kembali membuka lembaran sejarah kita ketika aksi mahasiswa merebak di berbagai penjuru tanah air di era `66,`98 yang mampu bersama-sama dengan berbagai elemen masyarakat Buruh,Tani menggulingkan rezim pemerintah orde baru yang telah lama berkuasa selama 31 tahun, hal tersebut terjadi karena kekecewaan rakyat pada pemerintah, yang korupsi , Diskriminasi, Pemerintah yang otoriter, pembungkaman media sehingga berita-berita yang didapatkan oleh masyarakat hanyalah citra baik pemerintah waktu itu .

Yang menurut rakyat waktu itu hanyalah untuk menguntungkan diri pribadi dan keluarga dekatnya, berdasarkan alasan-alasan itulah Aktivis mahasiswa berhasil menggaet simpati rakyat Indonesia sehingga mampu menggulingkan pemerintahan rezim Soeharto, walaupun tekanan yang bertubi-tubi yang dihadapi Aktivis Mahasiswa, mereka tetap tak gentar melawan tirani pemerintah rezim Orba, karena memang pada saat itu mahasiswa secara murni memperjuangkan hak-hak rakyat dan melawan ketidak adilan di negeri ini, tanpa ada unsur politik yang menunggangi mereka, sehingga Mahasiswa terkenal memiliki sifat independensi yang kental dan terkenal dengan sebutan Agent Of Change.

Saat ini (2015) ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan ( yang menurut mahasiswa tidak pro terhadap rakyat) pasti akan menuai protes dari kalangan Mahasiswa dan menggalang massa untuk aksi besar-besaran. Pada umumnya seperti yang kita ketahui aksi protes yang dilakukan mahasiswa cenderung tidak produktif dan tidak menggunakan intelektualitasnya didalam menyikapi berbagai kebijakan pemerintah, diantara mereka banyak melakukan aksi-aksi pengrusakan fasilitas umum yang akan merugikan masyarakat, diantara mereka ada yang menyegel SPBU, memblokir jalan, merusak lampu trafic Light, membakar fasilitas umum dan lain sebagainya yang sebagai kaum akademis tidak sepantasnya untuk dilakukan. Alhasil, tak jarang kita menemui di setiap aksi mahasiswa akan berbuah bentrokan dengan aparat keamanan. Yang terjadi kemudian adalah mahasiswa menyalahkan aparat yang cenderung “resesif”,sementara aparat menyalahkan mahasiswa yang cenderung “anarkis”, jadinya hanya selalu saling menyalahkan.

Memang kejadian brutal mahasiswa disaat melakukan aksi sangat disayangkan, sebagai kalangan yang setiap harinya berkecimpung di dunia akademis seharusnya menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan terlebih lagi harus lebih meneliti dan kritis didalam menyikapi setiap kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah, yang terjadi selama ini mayoritas dari peserta aksi tidak mengetahui esensi dan urgensi yang harus diperjuangkan. Padahal, hal tersebut yang menjadi dasar kita melaksanakan aksi.

Melihat kenyataan yang ada, telah terjadi sedikit perbedaan antara tertangkapnya aktivis mahasiswa di era lalu dengan era sekarang. Di era yang lalu (66 dan 98), aktivis mahasiswa ditangkap dan dipenjara karena “ideologis dan pemikiran” mereka yang berseberangan dengan pemerintah. Sehingga di masa tersebut mahasiswa dianggap sebagai Agent Of Change dan kental nuansa Independensi. Pada era tersebut, mahasiswa berhasil meraih simpati masyarakat.

Ironisnya, di era sekarang aktivis mahasiswa ditangkap karena “tindakan” mereka yang cenderung membuat kerusakan dan mengganggu ketertiban umum, sehingga banyak masyarakat yang menilainya sebagai tindakan anarkis. Aktivis mahasiswa dipandang sinis oleh sebagian besar masyarakat, karena lebih kental aroma “politis” dibandingkan “sifat kritis”. Bahkan dibeberapa elemen gerakan mahasiswa telah “ditunggangi” oleh kepentingan politisi, untuk menyerang lawan-lawan politiknya.

Sebagai insan akademis haruslah memiliki intelektualitas pada dirinya, hal inilah yang menjadi cermin bahwa mahasiswa itu sebagai akademisi yang memiliki idealis dan intelektualitas yang tinggi serta berbudi luhur, sehingga masyarakat memiliki kepercayaan atas perjuangan mahasiswa yang mengatas namakan rakyat.

Aksi mahasiswa adalah amanat dari ummat kepada kita sebagai kaum intelektual, di mana amanat tersebut tak boleh kita salah gunakan dalam melakukan kegiatan/tindakan yang justru merugikan bahkan menyusahkan ummat. Oleh sebab itu, aksi mahasiswa haruslah dikembalikan pada awalnya sebagai penyampaian derita dan keluh-kesah rakyat kepada penguasa, yang tentunya dilaksanakan dengan cara-cara yang tak menambah derita rakyat.

(Dikutip Dari Berbagai Sumber)