Minggu, 07 Desember 2014

Pemanfaatan Nuklir Sebagai Energi Terbaru Pengganti Batu Bara

Pemanfaatan Nuklir Sebagai Energi Terbaru Pengganti Batu Bara

Oleh :

Supriady R.P Siregar

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Bandung, Jawa Barat 45363 Indonesia
Email : supriady_chow@yahoo.com


Melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM) akibat meroketnya harga minyak mentah dunia hingga melampaui US$ 60/barel telah memaksa pemerintah Indonesia untuk meluncurkan program penghematan energi sekaligus mengkaji penggunaan berbagai sumber energi alternatif yang ketersediaannya cukup melimpah di dalam negeri. Pemanfaatan berbagai macam kekayaan alam sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM perlu dilakukan mengingat Indonesia memiliki cadangan sumber energi yang cukup banyak, sementara cadangan dan produksi minyak bumi nasional dari tahun ke tahun cenderung menurun. 
Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian mengatakan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor industri yang banyak menggunakan energi. Industri TPT yang paling banyak menggunakan energi adalah industri serat sintetis. Pada saat ini, industri menggunakan energi dari PLN (40%) dan dari pembangkit listrik sendiri (60%) namun sebagian besar dari pembangkit listrik tersebut masih menggunakan bahar bakar minyak (BBM). Untuk memenuhi kebutuhannya diperlukan 225.000 kilo liter solar dan 800.000 kilo liter minyak diesel per tahun.
Untuk mengatasi permasalahan dan pemenuhan sumber energi perlu dilakukan solusi terbaik yakni pemanfaatan tenaga nuklir sebagai sumber energi terbarukan yang lebih hemat dan lebih efisien. Sejarah mengatakan bahwa perkembangan nuklir dimulai pada tahun 1896 oleh Antoine Henri Becquerel yang menemukan radioaktivitas uranium. Lalu dikembangkan lagi oleh Albert Einsten, beliau meneliti nuklir hingga sampai bisa dijadikan sebuah bom. Nuklir sendiri baru dibuat untuk dijadikan sebuah senjata pada perang dunia kedua pada tahun 1942. 
Namun nuklir bukan hanya untuk dijadikan senjata perang saja, bila ditangani dengan tepat nuklir bisa dijadikan untuk menghasilkan sebuah energi. Energi nuklir saat ini telah memainkan peran signifikan dalam suplai listrik dunia dan sumber utama listrik di sejumlah negara. Produksi listrik dunia dari nuklir tumbuh cepat dan kini menyumbang hampir seperlima listrik yang dibangkitkan di negara-negara industri atau 17% pada produksi listrik dunia, dan berkisar 5% konsumsi energi primer dunia. 
Dari titik pandang independensi terhadap fluktuasi harga dan ketersediaan suplai energi, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mempunyai keuntungan-keuntungan nyata dibanding bahan bakar fossil dan batu bara. Alasannya, PLTN memerlukan kuantitas bahan bakar yang kecil yang dapat diadakan secara komparatif murah dan pemilik pembangkit dengan mudah dan secara ekonomis menyimpan bahan bakar untuk beberapa tahun pada keperluan masa depan. Kandungan energi uranium yang luar biasa bahwa 1 kilogram uranium deplesi jika digunakan dalam sebuah reaktor cepat akan memberikan energi setara dengan 1800 ton batu-bara. 
Kebutuhan energi terus tumbuh sementara minyak dan gas tidak akan dapat mempertahankan andil mereka dalam memasok energi begitu banyak di masa depan. Minyak dan gas alam akan menyumbang secara signifikan paling banyak selama 30 tahun pada laju penggunaan sekarang namun tidak mempunyai prospek ekspansi jangka panjang. Peningkatan dua kali tuntutan energi dunia dengan penggunaan minyak dan gas dipertahankan pada level sekarang akan memerlukan tiga setengah kali lipat peningkatan dari sumber-sumber lain. Jadi, akan ada suatu keperluan energi ekstra yang meningkat yang hanya dapat hadir dari tenaga nuklir.
Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil dan perlindungan lingkungan. Dengan menghemat bahan bakar fossil dunia, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Saat ini, keprihatinan utama tentang penggunaan yang meningkat dan berlanjut dari bahan bakar fossil dan batu bara adalah masalah emisi CO2 menyebabkan penimbunan karbon dioksida di atmosfer bumi yang dapat membawa efek-efek berbahaya pada iklim global dan adanya emisi-emisi berbahaya lain dari pembakaran batu-bara, beberapa di antaranya berkontribusi pada hujan asam yang dapat membahayakan danau-danau dan hutan. 
Muncul kepedulian signifikan di banyak Negara terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dan oposisi terhadap pengenalan atau pengekspansiannya. Pertimbangan keselamatan pada risiko kecelakaan, pembuangan limbah radioaktif dan proliferasi senjata nuklir telah menciptakan suatu strategi dan tujuan utama tercapainya level keselamatan tingkat tinggi yang didasarkan pada konsep membangun barrier-barrier protektif berlapis terhadap pelepasan material radioaktif dan penggunaan peralatan tambahan untuk menjamin integritas barrier-barrier tersebut. Salah satu bentuk barrier (penghalang), yang diadopsi di beberapa negara untuk reaktor berpendingin dan bermoderator air, adalah sebuah pengungkung kuat yang didesain untuk mencegah setiap lepasan material radioaktif yang mungkin timbul sebagai akibat kecelakaan. Pentingnya keunggulan desain ini telah ditunjukkan secara baik oleh kecelakaan PLTN utama yang terjadi selama operasi: kecelakaan Three Mile Island, Amerika Serikat, pada tahun 1979. 
Kecelakaan Three Mile Island tidak menimbulkan efek berarti pada publik karena pengungkung berfungsi seperti dirancang. Kecelakaan ini telah menarik perhatian terhadap rekayasa kompleks yang terlibat dalam mencegah pelelehan bahan bakar dan yang mengandung efek-efek malfungsi utama lainya. Radioaktivitas total yang lepas dari kecelakaan ini kecil, dan dosis bahaya maksimum bagi individu yang hidup di dekat nuklir (PLTN) jauh di bawah batas-batas yang telah ditentukan Internasional. 
Para ahli keselamatan reaktor sepakat bahwa bencana utama hanya dapat terjadi jika sebagian besar bahan bakar dalam teras reaktor meleleh. Peristiwa seperti ini terjadi jika pendingin teras reaktor hilang secara tiba-tiba. Oleh karenanya, perlengkapan sistem pendingin teras darurat harus selalu disiap-siagakan. Dalam hal kegagalan ini, yang menyebabkan pelelehan teras, reaktor biasanya dikungkung dalam bangunan yang dirancang untuk mencegah pelepasan radioaktif ke lingkungan. Sekitar seperempat biaya kapital reaktor-reaktor biasanya ditujukan bagi desain rekayasa untuk memperkuat keselamatan operator dan lingkungannya. 
Di Indonesia juga saat ini telah meneliti energi nuklir agar bisa dijadikan energi alternatif menyelamatkan Indonesia dari krisis energi. Tentunya kita mengharapkan nuklir bisa berperan dalam membantu mengatasi krisis energi nasional menggantikan batu bara dan fossil. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi nasional. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) juga dinilai lebih kompetitif dibandingkan pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTB) dan bahan bakar minyak atau fossil. Adapun desain suatu PLTN yang harus dikembangkan di Indonesia ini menggunakan filosofi “Defense in Depth” (pertahanan berlapis) untuk keselamatan yang mampu mencegah insiden yang dapat menimbulkan kecelakaan. 
Akhirnya, keseimbangan antara risiko dan manfaat bukanlah latihan saintifik semata. Bagaimanapun, di tengah gaung kekhawatiran publik, nuklir dalam berbagai aplikasinya tetap menjadi harapan bagi kemakmuran masa depan. 





Supriady R.P Siregar Mahasiswa Universitas Padjadjaran.. hehehe

Sabtu, 06 Desember 2014

Fruit Picker Elegantology Alat Pemetik Buah Kualitas Ekspor

Fruit Picker Elegantology Alat Pemetik Buah Kualitas Ekspor

Oleh :
Supriady R.P Siregar
UNIVERSITAS PADJADJARAN

ABSTRAK

Di Indonesia sangat banyak di temui pohon-pohon tinggi yang memiliki buah yang cukup  baik dan memiliki  nilajual  yang  sangat  tinggi. Pemetikan  buah  pada pohon yang tinggi tentu menggunakan alat bantu yang dapat menjangkau buah hingga ujung ranting pohon. Alat pemetik buah yang selama ini ditemukan di masyarakat masih sederhana dan tradisional sehingga kualitas buah yang  dipetik tidak memenuhi syarat pemetikan yang telah di sepakati oleh konsumen buah dari luar negeri. Para konsumen buah pada umumnya terutama konsumen buah mangga harum manis telah menyepakati dan menentukan buah yang bagus yaitu buah yang memiliki tangkai tidak lepas dari  pangkal  buah, selanjutnya  tangkai  buah  dipotong  minimal  1  cm  di  atas pangkal buah agar getahnya tidak keluar. Sebab, getah yang  keluar  dan  menempel  di  permukaan  kulit  buah  tersebut  akan  menurun  mutunya  dan  nilai  jualnya karena buah menjadi kotor sehingga penampilannya kurang menarik. Selain kurang menarik, getah juga dapat mempercepat proses pembusukan selama penyimpanan. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka perlu dilakukan terobosan teknologi terbaru yang dapat membantu petani dalam melakukan proses pemetikan sehingga akan menghasilkan  buah yang terbaik, menarik, dan memiliki  nilai jual tinggi serta kualitas ekspor. Fuit picker elegantology alat pemetik buah kualitas ekspor adalah alat  pemetik  buah  yang di  desain  khusus  dengan  teknologi  sederhana tetapi memiliki 2 cara pemakaian yang berbeda yang diharapkan dapat membantu proses pemetikan   buah. Pemakaian  alat pertama dengan menggunakan alat pemotong dan keranjang buah sedangkan pemakaian yang   ke   dua   dengan   alat   pemetik buah yang   menyerupai   tangan  serta   disebut twister fruit  picker. Sistem kerja kedua alat ini secara keseluruhan harus menggunakan batang tangkai atau yang biasa disebut galah. Untuk alat yang pertama   memiliki   lima   komponen   utama, yaitu   batang   tangkai, kerangka keranjang buah, keranjang buah, dudukan pisau, dan pisau pemotong yang dilengkapi tombol on untuk melakukan pemotongan dan tombol berada di bawah  batang  tangkai (galah). Sedangkan  untuk  alat  yang  kedua  berbentuk  2  pasang gelang  bulat  kemudian  dipasangkan   di  batang   tangkai   alat  pertama   (diganti) kemudian alatnya  disambungkan dengan tali yang diselaraskan sesuai tali tombol alat pertama. Bobot total alat pemetik  buah adalah 2 – 2,5   kg. Batang tangkai  terbuat  dari bahan  pipa  besi  baja  ringan  atau  dari  bahan  pipa  allumunium  yang  berfungsi untuk menjangkau buah yang jauh dari tubuh operator. Batang tangkai bisa dipanjang  - pendekkan  antara  2 - 6 m terdiri atas 3 sambungan pipa. Secara umum, Alat pemetik  buah  ini akan membantu  pemanenan buah dengan cepat dan tepat sehingga buah yang dihasilkan bernilai ekonomi tinggi layak untuk eskpor serta terhindar dari cacat dan benturan.

Kata Kunci : Buah, Ekspor, Tombol On, Pisau Pemotong, Keranjang Buah, Twister Fruit Picker.


Supriady R.P Siregar Mengenalkan Alat Ke-Petani Buah Mangga

Fruit Picker & Twister Fruit Picker

" PERTANIAN MOTOR PENGGERAK PEMBANGUNAN BANGSA "

" PERTANIAN MOTOR PENGGERAK PEMBANGUNAN BANGSA "

Supriady R.P Siregar

Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi
Bandung, Jawa Barat 45363 Indonesia
Website: www.unpad.ac.id 

    
 Indonesia adalah negara berkembang yang sangat luas wilayahnya dan terdiri atas puluhan provinsi serta ribuan pulau yang membentuk gugus kepulauan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Pulau-pulau Indonesia yang terbentang dalam keberagaman wilayah geografis menjadikan Indonesia kaya akan sumber daya alam, bahasa, maupun budaya. Namun disisi lain, kelebihan tersebut mampu menjadi permasalahan kompleks apabila tidak dapat disikapi dengan bijak dan dikelola dengan baik oleh berbagai pihak dinegeri ini. Dalam satu negara yang maju maupun yang sedang berkembang ada beberapa sektor penting yang salah  satunya adalah sektor Pertanian  negara tersebut. Beberapa bulan yang lalu baru saja di lakukan sensus pertanian di Indonesia. Tetapi bagaimana kabar Pertanian di Indonesia ?
Sektor pertanian Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian Indonesia, karena sektor pertanian merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk bangsa ini tergantung pada sektor pertanian. Perlu juga kita ketahui bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia sampai saat ini dalam sektor pertanian juga memiliki tujuan umum untuk memajukan pertanian,mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani meningkat.
Pada kenyataannya perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Sebagai contoh kecil pembangunan pertanian di Indonesia belum menunjukkan hasil yang maksimal yakni belum meratanya dan  terfasilitasi dengan baik pertanian di daerah pedesaan, penggunaan teknologi yang masih sederhana, sangat dipengaruhi oleh musim, wilayah pasarnya lokal, serta pasar komoditi pertanian yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani.
Selain pembangunan pertanian Indonesia yang belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian tersebut seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, serta kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang.
Jika kita lakukan perbandingan pemakaian tenaga kerja di sektor pertanian, ternyata Indonesia tergolong sangat besar dibanding negara lain. Di Amerika Serikat kurang lebih 0,002 Kw/ha, Jepang 0,014 Kw/ha, sedangkan Indonesia 0,127 Kw/ha. Tetapi petani di Jepang dan Amerika Serikat jauh lebih intensif dibanding petani di Indonesia.
Hal yang menyebabkan pertanian di Jepang dan Amerika Serikat jauh meninggalkan Indonesia dalam jangka waktu yang sama adalah produktivitas petani. Yang utama dalam produktivitas petani Jepang dan Amerika Serikat adalah terjadinya perbaikan yang esensial dalam praktik pertanian Jepang dan Amerika Serikat sesuai dengan produksi kecil yang efisien, sedangkan di Indonesia efisiensi diartikan sebagai kedayagunaan suatu sumber tenaga dapat menangani suatu lahan masih belum mendapat perhatian secara serius dari pemerintah padahal kita ketahui bahwa fungsi perbaikan pertanian adalah menaikkan pendapatan Nasional, kesejahteraan, taraf hidup serta daya beli petani yang tinggi.
 Hambatan yang paling sering terjadi diberbagai daerah di Indonesia sehingga produktivitas pertanian Indonesia rendah adalah lambatnya kemajuan teknologi pertanian. Kontras teknologi selalu dipersoalkan. Tingkat teknologi yang rendah menyebabkan petani sulit memperoleh hasil yang baik dalam proses produksi yang maksimal. Kehilangan hasil dalam proses produksi sangat besar, sementara biaya yang diperlukan sangat tinggi. Contoh paling sederhana adalah dalam memanen padi. Untuk 9 kg gabah harus dibayar 1 kg gabah. Jika total hasil panen padi (dalam satu musim tanam) dalam 1 ha adalah 9 ton gabah, maka biaya pemanenan yang dikeluarkan sebesar 1 ton gabah.
Dari sekian banyak permasalahan yang membelenggu pertanian Indonesia ada beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah bersama pemerhati pertanian agar tujuan dan harapan pemerintah tehadap pertanian Indonesia dapat tercapai, yakni : (1) Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal. (2) Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK. (3)  Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada. (4) Melibatkan Mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing Mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.
Selain beberapa hal diatas yang dapat membantu perbaikan pertanian perlu juga dilakukan beberapa inovasi terbaru seperti pembangunan pertanian menganut pendekatan industri bukan lagi agraris, yang artinya menangani pertanian secara industri bukan lagi tergantung sepenuhnya kepada faktor alam. Pengertian industri dalam hal ini bukan semata-mata mendirikan pabrik, tetapi yang lebih mendasar adalah mentransformasikan budaya (pola pikir, sikap mental dan perilaku) masyarakat industri di kalangan para petani.
Alternatif inovasi pertanian industri antara lain dapat dikembangkan dengan peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian dalam pengolahan tanah dan penanganan pasca panen. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan efisiensi dan produktivitas pemanfaatan sumber daya alam.
Untuk hasil yang lebih baik, harapan kita bersama dalam pelaksanaannya harus meliputi langkah-langkah nyata untuk meningkatkan akses kepada aset produktif berupa teknologi yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk tujuan-tujuan yang lebih maju dan lebih bermanfaat termasuk antara lain pengolahan tanah, pemberian air, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pengendalaian hama dan penyakit, dan pemanenan secara bijaksana.
Di samping alternatif inovasi pertanian industri perlu juga dilakukan kebijakan pengaturan harga untuk melindungi petani produsen dengan cara pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan khusus dalam kelembagaan perdagangan dengan cara pengaturan harga komoditi barang petani disesuaikan dengan pengeleluaran yang dihabiskan petani, tetapi dengan tekanan pada perubahan mata rantai pemasaran harus dari produsen ke konsumen, dengan tujuan utama untuk memperkuat daya saing petani.
Pembangunan pertanian juga harus diarahkan pada terciptanya tenaga petani yang terampil dalam mengelola usaha taninya. Juga terbentuknya masyarakat petani yang maju, bersemangat profesional sehingga mampu menghadapi tantangan dan permasalahan dalam melaksanakan usaha taninya.
Harapan kita di masa yang akan datang pembangunan pertanian Indonesia harus terlaksana dengan maksimal agar kesejahteraan petani Indonesia lebih baik dan pendapatan Nasional Indonesia lebih besar sehingga Indonesia menjadi negara yang maju dibidang pertanian.
Tidak hanya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih baik dan maksimal tetapi pada masa yang yang akan datang pertanian Indonesia dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Demokratisasi ini dapat dilakukan dengan mendengarkan keluhan warga tentang sarana kehidupan sekitar, apa keinginan warga terhadap kebutuhannya, serta memotivasi warga untuk dapat lebih pro aktif secara swadaya menciptakan pembangunan dengan keterlibatan dari segala pihak untuk memfasilitasi pelaksanaan segala program – progaram petani.
Dengan adanya demokratisasi, pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga harus mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat di daerah.
Pertanian tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat di negeri ini. Untuk itu, upaya perbaikan pertanian Indonesia tidak bisa lagi ditunda-tunda demi kesejahteraan seluruh warga Indonesia terutama petani Indonesia. Segeralah pemerintah beserta pemangku kepentingan dinegeri ini memberikan gagasan terbaik tanpa mengambil keuntungan pribadi demi pembangunan pertanian Indonesia.
Dengan terlaksananya dengan baik penyelesaian permasalahan pertanian Indonesia  maka semua permasalahan yang membelenggu pertanian di negeri ini akan terselesaikan dengan baik dan pasti akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. 
Supriady R.P Siregar

Rabu, 03 Desember 2014

Pengembangan Hutan Porang Sebagai Agrowisata dan Agrobisnis Menuju Perdagangan Bebas “Asean Economic Community 2015

Pengembangan Hutan Porang Sebagai Agrowisata dan Agrobisnis Menuju Perdagangan Bebas “Asean Economic Community 2015

Supriady R.P Siregar – Jatinangor - 085260330886
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Bandung, Jawa Barat 45363 Indonesia
Website: www.unpad.ac.id

Regionalisme kawasan merupakan sebuah trend Internasional yang berkembang pasca perang dunia II dimana negara-negara dunia mencoba membangun stabilitas kawasan berdasarkan kerjasama keamanan, ekonomi, persamaan sejarah dan kemiripan budaya dalam upaya menghindari terjadinya perang didalam kawasan geopolitik wilayah tersebut. European Union (EU) dan Associations of Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan beberapa badan regional yang terbentuk berdasarkan latar belakang dan tujuan tersebut.
            ASEAN menjalankan regionalismenya berdasarkan norma dasar ASEAN Way yang menjadi dasar pemikiran dalam kebijakan yang diambil oleh ASEAN dalam berbagai hal. Berdasarkan prinsip dan norma inilah ASEAN kemudian mencanangkan sebuah integrasi kawasan yang lebih mendalam seperti yang telah dilakukan EU dengan me-wacanakan pembentukan ASEAN Community pada tahun 2015. ASEAN Community 2015 merupakan salah satu agenda terpenting dalam sejarah pembentukan badan regional ASEAN. Dalam Roadmap ASEAN Community dalam situs resmi ASEAN, terdapat 3 blueprint dasar ASEAN dalam ASEAN Community 2015. Ketiganya adalah ASEAN Political-Security Community Blueprint, ASEAN Economic Community Blueprint, dan ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint (www.aseansec.org/, 2012).
Menanggapi Asean Economic Community 2015, tanaman porang bisa di pasarkan dalam dan luar negeri mengingat tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah hutan dan lembab. Sehingga Indonesia mempunyai kesempatan besar untuk bisa mengembangbiakkan tanaman ini.
Salah satu inovasi adalah “hurang” (hutan porang) sebagai agrowisata dan agrobisnis yang mampu kuasai perdagangan bebas menuju Asean Community 2015. Secara umum tujuan dilakukannya hutan porang adalah untuk membuka lapangan kerja bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah yang belum memiliki pekerjaan, sehingga dapat menekan angka penggangguran dan kemiskinan di daerah tertentu. Selain itu, Hutan porang dapat dijadikan sebagai tempat agrowisata dan agrobisnis yang memberikan nuansa berbeda dengan tempat wisata lain dan tempat untuk perkembangan bisnis hutan porang. Tujuan terakhir, yakni upaya dalam menghadapi tantangan besar yaitu persaingan perdagangan bebas Asean Community 2015.
Dengan dibukanya Hutan Porang di daerah tertentu di Indonesia tentunya akan memiliki manfaat bagi masyarakat dan pemerintah. Langkah tersebut merupakan langkah yang stategis dalam memaksimalkan segala tujuan, yaitu menekankan angka penggangguran dan kemiskinan dengan dibukanya lapangan kerja baru, menjadi tempat agrowisata dan agrobisnis yang dapat mengubah alam dan ekonomi Indonesia, dan salah satu faktor penting upaya untuk mengahadapi Asean Community 2015 sehingga Indonesia mampu bersaing dalam perdagangan bebas.

Supriady R.P Siregar

Hutan Tanaman Porang