Sabtu, 06 Desember 2014

" PERTANIAN MOTOR PENGGERAK PEMBANGUNAN BANGSA "

" PERTANIAN MOTOR PENGGERAK PEMBANGUNAN BANGSA "

Supriady R.P Siregar

Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi
Bandung, Jawa Barat 45363 Indonesia
Website: www.unpad.ac.id 

    
 Indonesia adalah negara berkembang yang sangat luas wilayahnya dan terdiri atas puluhan provinsi serta ribuan pulau yang membentuk gugus kepulauan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Pulau-pulau Indonesia yang terbentang dalam keberagaman wilayah geografis menjadikan Indonesia kaya akan sumber daya alam, bahasa, maupun budaya. Namun disisi lain, kelebihan tersebut mampu menjadi permasalahan kompleks apabila tidak dapat disikapi dengan bijak dan dikelola dengan baik oleh berbagai pihak dinegeri ini. Dalam satu negara yang maju maupun yang sedang berkembang ada beberapa sektor penting yang salah  satunya adalah sektor Pertanian  negara tersebut. Beberapa bulan yang lalu baru saja di lakukan sensus pertanian di Indonesia. Tetapi bagaimana kabar Pertanian di Indonesia ?
Sektor pertanian Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian Indonesia, karena sektor pertanian merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk bangsa ini tergantung pada sektor pertanian. Perlu juga kita ketahui bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia sampai saat ini dalam sektor pertanian juga memiliki tujuan umum untuk memajukan pertanian,mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani meningkat.
Pada kenyataannya perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Sebagai contoh kecil pembangunan pertanian di Indonesia belum menunjukkan hasil yang maksimal yakni belum meratanya dan  terfasilitasi dengan baik pertanian di daerah pedesaan, penggunaan teknologi yang masih sederhana, sangat dipengaruhi oleh musim, wilayah pasarnya lokal, serta pasar komoditi pertanian yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani.
Selain pembangunan pertanian Indonesia yang belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian tersebut seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, serta kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang.
Jika kita lakukan perbandingan pemakaian tenaga kerja di sektor pertanian, ternyata Indonesia tergolong sangat besar dibanding negara lain. Di Amerika Serikat kurang lebih 0,002 Kw/ha, Jepang 0,014 Kw/ha, sedangkan Indonesia 0,127 Kw/ha. Tetapi petani di Jepang dan Amerika Serikat jauh lebih intensif dibanding petani di Indonesia.
Hal yang menyebabkan pertanian di Jepang dan Amerika Serikat jauh meninggalkan Indonesia dalam jangka waktu yang sama adalah produktivitas petani. Yang utama dalam produktivitas petani Jepang dan Amerika Serikat adalah terjadinya perbaikan yang esensial dalam praktik pertanian Jepang dan Amerika Serikat sesuai dengan produksi kecil yang efisien, sedangkan di Indonesia efisiensi diartikan sebagai kedayagunaan suatu sumber tenaga dapat menangani suatu lahan masih belum mendapat perhatian secara serius dari pemerintah padahal kita ketahui bahwa fungsi perbaikan pertanian adalah menaikkan pendapatan Nasional, kesejahteraan, taraf hidup serta daya beli petani yang tinggi.
 Hambatan yang paling sering terjadi diberbagai daerah di Indonesia sehingga produktivitas pertanian Indonesia rendah adalah lambatnya kemajuan teknologi pertanian. Kontras teknologi selalu dipersoalkan. Tingkat teknologi yang rendah menyebabkan petani sulit memperoleh hasil yang baik dalam proses produksi yang maksimal. Kehilangan hasil dalam proses produksi sangat besar, sementara biaya yang diperlukan sangat tinggi. Contoh paling sederhana adalah dalam memanen padi. Untuk 9 kg gabah harus dibayar 1 kg gabah. Jika total hasil panen padi (dalam satu musim tanam) dalam 1 ha adalah 9 ton gabah, maka biaya pemanenan yang dikeluarkan sebesar 1 ton gabah.
Dari sekian banyak permasalahan yang membelenggu pertanian Indonesia ada beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah bersama pemerhati pertanian agar tujuan dan harapan pemerintah tehadap pertanian Indonesia dapat tercapai, yakni : (1) Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal. (2) Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK. (3)  Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada. (4) Melibatkan Mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing Mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.
Selain beberapa hal diatas yang dapat membantu perbaikan pertanian perlu juga dilakukan beberapa inovasi terbaru seperti pembangunan pertanian menganut pendekatan industri bukan lagi agraris, yang artinya menangani pertanian secara industri bukan lagi tergantung sepenuhnya kepada faktor alam. Pengertian industri dalam hal ini bukan semata-mata mendirikan pabrik, tetapi yang lebih mendasar adalah mentransformasikan budaya (pola pikir, sikap mental dan perilaku) masyarakat industri di kalangan para petani.
Alternatif inovasi pertanian industri antara lain dapat dikembangkan dengan peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian dalam pengolahan tanah dan penanganan pasca panen. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan efisiensi dan produktivitas pemanfaatan sumber daya alam.
Untuk hasil yang lebih baik, harapan kita bersama dalam pelaksanaannya harus meliputi langkah-langkah nyata untuk meningkatkan akses kepada aset produktif berupa teknologi yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk tujuan-tujuan yang lebih maju dan lebih bermanfaat termasuk antara lain pengolahan tanah, pemberian air, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pengendalaian hama dan penyakit, dan pemanenan secara bijaksana.
Di samping alternatif inovasi pertanian industri perlu juga dilakukan kebijakan pengaturan harga untuk melindungi petani produsen dengan cara pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan khusus dalam kelembagaan perdagangan dengan cara pengaturan harga komoditi barang petani disesuaikan dengan pengeleluaran yang dihabiskan petani, tetapi dengan tekanan pada perubahan mata rantai pemasaran harus dari produsen ke konsumen, dengan tujuan utama untuk memperkuat daya saing petani.
Pembangunan pertanian juga harus diarahkan pada terciptanya tenaga petani yang terampil dalam mengelola usaha taninya. Juga terbentuknya masyarakat petani yang maju, bersemangat profesional sehingga mampu menghadapi tantangan dan permasalahan dalam melaksanakan usaha taninya.
Harapan kita di masa yang akan datang pembangunan pertanian Indonesia harus terlaksana dengan maksimal agar kesejahteraan petani Indonesia lebih baik dan pendapatan Nasional Indonesia lebih besar sehingga Indonesia menjadi negara yang maju dibidang pertanian.
Tidak hanya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih baik dan maksimal tetapi pada masa yang yang akan datang pertanian Indonesia dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Demokratisasi ini dapat dilakukan dengan mendengarkan keluhan warga tentang sarana kehidupan sekitar, apa keinginan warga terhadap kebutuhannya, serta memotivasi warga untuk dapat lebih pro aktif secara swadaya menciptakan pembangunan dengan keterlibatan dari segala pihak untuk memfasilitasi pelaksanaan segala program – progaram petani.
Dengan adanya demokratisasi, pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga harus mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat di daerah.
Pertanian tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat di negeri ini. Untuk itu, upaya perbaikan pertanian Indonesia tidak bisa lagi ditunda-tunda demi kesejahteraan seluruh warga Indonesia terutama petani Indonesia. Segeralah pemerintah beserta pemangku kepentingan dinegeri ini memberikan gagasan terbaik tanpa mengambil keuntungan pribadi demi pembangunan pertanian Indonesia.
Dengan terlaksananya dengan baik penyelesaian permasalahan pertanian Indonesia  maka semua permasalahan yang membelenggu pertanian di negeri ini akan terselesaikan dengan baik dan pasti akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. 
Supriady R.P Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar